Jurnalismewarga.id – SILOU KAHEAN | Harga komoditi kelapa sawit TBS (Tandan Buah Segar) dan brondolan di Simalungun terus menurun, terlebih di Kecamatan Silou Kahean sangatlah memprihatinkan, sementara keperluan dapur terus Menaik mengingat harga cabai,bawang, minyak sayur dan bumbu dapur lainnya masih tetap mahal.
Meskipun ekspor CPO sudah dibuka pemerintah, nyatanya Harga sawit ditingkat petani sangatlah memprihatinkan, jika sekitar dua bulan yang lalu petani menikmati harga TBS sekitar harga Rp 30.50,00/kg
Sekarang di bulan Juli harga TBS tinggal Rp 900,00/kg ditingkat pengepul atau agen sawit
Menjual sawit ke agen dengan harga Rp. 900,00/kg.padahal sebelumnya masih di harga berkisar Rp 30.50/kg lalu menurun di Rp. 1900 /kg dan terus menurun hingga saat ini mencapai Rp.900/Kg, Hal tersebut dikatakan R. Damanik, salah seorang petani sawit di Nagori Tani, kecamatan Silou kahean, kabupaten Simalungun Sumatera Utara Kepada awak media Jurnalismewarga.id. Kamis (7/7/2022).
Sehingga Turun nya harga sawit membuat dirinya dan petani sawit lainnya pusing tujuh keliling, dikatakannya pusing mengingat biaya kebutuhan hidup yang sangat tinggi, belanja dapur juga makin mahal, cicilan bank dan harga pupuk yang sangat mahal.
“Dengan harga Rp. 900,00/kg mana cukup untuk menutupi biaya kehidupan dan membeli pupuk yang mahal,” ujar boru Damanik.
Hal senada juga diutarakan Sipayung, warga Silou kahean,pada hari Kamis (7/07/2022) yang kesehariannya mengutip brondolan dari lahan tetangga mengaku sudah mulai gentar akan menghadapi hidup, jika Minggu sebelumnya ia masih menjual brondolan diharga 1700/kg ,namun terakhir sudah jatuh di harga 1100/kg.
”dalam satu hari saya paling bisa dapat 30kg – 70kg buah brondolan bang, kadang gak dapat juga,jika di harga 1100/kg maka uangnya paling 22.000 rupiah,ini belum tau kita bagaimana menjalani hidup kedepannya, kita butuh perhatian pemerintah membuat kebijakan”ungkapnya.
Sebelumnya menurut Menteri perdagangan Zulkifli Hasan pada Senin (4/7/2022)penyebab merosot nya Harga TBS di kelas petani adalah dikarenakan pasokan atau stok TBS dipabrik kelapa sawit sudah terlalu banyak,hal itu membuat pengusaha sawit kewalahan membeli TBS ditingkat petani.
Sementara indonesia adalah salah satu pengekspor CPO terbesar di Asia Tenggara. Sudah seharusnya pemerintah memperbaiki sistem kinerja ekspor CPO nya. Beredar isu ada yang bilang karena pajak CPO nya terlalu tinggi yang harus dibayar oleh pengusaha sehingga membuat Harga TBS harus ditekan habis untuk bisa mengimbangi pajak ekspor CPO yang tinggi,yang berimbas merosot nya harga TBS ditingkat petani menjadi Rp 1000/kg bahkan ada yang dibawah Rp1000/kg.
Dalam hal ini pemerintah seharusnya mengkoreksi kinerja ekspor nya agar bisa mengimbangi harga CPO di negara tetangga seperti Malaysia.
Dan sudah sewajarnya juga, pemerintah memperhatikan harga pupuk yang sangat tinggi, yang membuat petaninya menjerit dan kurang sejahtera dan masyarakat berharap seharusnya harga pupuk jangan terlalu mahal, tentunya harapan seluruh petani Mudah mudahan harga TBS dalam waktu dekat perlahan bisa lebih membaik dan memuaskan petani sawit di Indonesia.
Sebagai informasi, berikut harga sawit Provinsi Sumut berdasarkan penelusuran dari laman Dinas Perkebunan Sumatera Utara, sawit umur 3 tahun Rp 1.276,77/Kg; sawit umur 4 tahun Rp 1.396,73/Kg; sawit umur 5 tahun Rp 1.475,61/Kg; sawit umur 6 tahun Rp 1.517,17/Kg; sawit umur 7 tahun Rp 1.532,04/Kg; sawit umur 8 tahun Rp 1.571,77/Kg.Sementara sawit umur 9 tahun Rp 1.602,40/Kg dan sawit umur 10-20 tahun Rp 1.644,17/Kg, sawit umur 21 tahun Rp 1.640,50/Kg, dan sawit umur 22 tahun Rp 1.618,01/Kg, sawit umur 23 tahun Rp 1.601,30/Kg, sawit umur 24 tahun Rp 1.546,02/Kg dan sawit umur 25 tahun Rp 1.496,53/Kg.
Namun meski begitu harga bisa saja berbeda dilapangkan, mengingat Medan lapangan tentunya berbeda beda. (ArD/SBN).