Jurnalisme Warga – Beberapa hari terakhir ada kabar bahwa pabrikan ponsel asal Korea Selatan Samsung bakal menambah kapasitas produksi handphone di Indonesia. Hal ini berdampak pada pengurangan kapasitas produksi utama Samsung di ASEAN yakni Vietnam.
Namun, Ketua Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) Ali Soebroto Oentaryo mengungkapkan bahwa hingga kini belum terlihat adanya perkembangan Samsung bakal menambah kapasitas di Indonesia
“Mengenai berita Samsung mau memindahkan kapasitas sebagian dari Vietnam ke Indonesia, sudah saya mintakan verifikasi ke Samsung Indonesia, belum ada tanda tanda signal apa apa dari Head Quarternya,” katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/11/21).
Tambahan investasi Samsung tentu bakal menambah semarak investasi ponsel di Indonesia. Apalagi pasar ponsel dalam negeri sangat besar, mencapai ratusan juta. Namun, tentu perlu pertimbangan matang sebelum menambah investasi tersebut.
“Dan menurutnya belum terlihat adanya alasan untuk langkah tersebut,” ujar Ali.
Saat ini Samsung memiliki dua pabrik di Vietnam yang memproduksi 182 juta ponsel dalam setahun. Angka ini setara dengan 60% dari total kapasitas produksi Samsung di seluruh dunia.
Menurut laporan media Korea Selatan The Elec, mulai tahun depan Samsung akan menurunkan kapasitas produksi ponselnya di Vietnam menjadi 163 juta unit per tahun.
Sebagai perbandingan, Samsung memproduksi 60 juta unit ponsel di India per tahun atau setara dengan 20% dari produksi globalnya. Pada tahun 2022, Samsung ingin meningkatkan kapasitas produksinya di India menjadi 93 juta unit per tahun.
Hal ini cukup masuk akal mengingat fasilitas produksi Samsung di India disebut sebagai pabrik ponsel terbesar di dunia. Pabrik ini diresmikan pada Juli 2018.
Sementara itu, Samsung memproduksi 10 juta unit ponsel di Indonesia dalam satu tahun, atau setara dengan 4% produksi globalnya.
sumber: cnbcindonesia.com