Jurnalismewarga.id – BINJAI | Aksi memilukan terjadi kembali pada dunia pendidikan. Kali ini terjadi di Binjai, Sumatera Utara. Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) berinisial MIA tewas seusai dikeroyok teman teman sekolahnya.
Kapolres Binjai AKBP Ferio Sano Ginting, Sabtu (11/06/2022) membenarkan hal tersebut. Menurutnya kejadian pengeroyokan tehadap MIA pada Sabtu (21/5/2022).
Sebelum meninggal, MIA sakit dan tak mau makan selama dua hari. Bocah kecil itu hanya murung dan tak mau dibawa berobat ke rumah sakit. MIA menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan sang ibu.
Adi Syahputra (40) dan Santi Citra Dewi (37), kedua orangtua MIA awalnya tak mengetahui penyebab putranya itu sakit hingga meninggal.
Setelah MIA meninggal, teman-teman MIA pun memberitahu jika MIA meninggal setelah dikeroyok oleh teman-teman sekolah.
Tak terima anaknya menjadi korban kekerasan di sekolah, Santi pun mendatangi sekolah dan mempertanyakan aksi kekerasan di sekolah.
Ia tak menyangka tempat yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi putranya malah menjadi tempat yang membuat anaknya kehilangan nyawa. Namun anehnya, pihak sekolah meminta Santi bungkam.
Tak terima dengan sikap sekolah yang terkesan lepas badan, Santi dan suami pun lapor polisi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima dari Kasi Humas Polres Binjai, Iptu Junaidi, Jumat (10/6/2022) pagi, dijelaskan bahwa MIA pada Sabtu (21/5/2022) pulang sekolah dalam keadaan demam.
Orangtua korban, Adi Syahputra (40) dan Santi Citra Dewi (37) membelikan obat ke apotek.
Setelah meminum obat, sakit anaknya tidak sembuh hingga akhirnya pada Senin siang, anaknya menghembuskan napas terakhir.
Awalnya, kedua orangtua korban tidak curiga dan menganggap kematian anaknya wajar.
Namun belakangan, orangtua korban diberitahu teman-teman almarhum bahwa anaknya sakit setelah dikeroyok oleh kawan-kawannya.
“Mereka terpukul dan tidak terima. Setelah berkomunikasi dengan pihak sekolah, namun tidak terakomodir sehingga orangtua korban memviralkannya ke medsos,” kata Junaidi.
Kedua orangtua korban langsung membuat laporan ke SPKT Polres Binjai. Sedang berproses.
Penjelasan orangtua, Ibu MIA, Santi menjelaskan, di hari kejadian, MIA terlihat murung dan diam sepulang dari sekolah.
Bahkan ia menolak saat diajak makan oleh sang ibu. MIA beralasan tak enak badan.
Santi pun bergegas membeli obat ke apotek. Namun kondisi MIA terus menurun.
Dia muntah-muntah dan tetap menolak makan.
Sang ayah, Adi kemudian meninggalkan pekerjaannya dan mengajak anaknya ke rumah sakit.Namun MIA menolak permintaan orangtuanya.
“Saya belikan dia obat. Karena muntah-muntah,” ucapnya sambil menangis.
Lantaran tidak makan apa pun setelah dua hari, kondisi Ikhsan mulai semakin parah.
“Saya tanyakan kenapa muntah-muntah terus. Dia bilang tidak apa-apa. Saya suap makanan, tapi kondisi tidak berdaya. Dia tetap tidak mau dibawa ke bidan,” jelasnya.
Hingga akhirnya Ikhasan meninggal dunia di pelukan sang ibu pada Selasa, 24 Mei 2022. “Kami bertanya kepada pihak sekolah kenapa tidak ada pengawasan di sekolah ini. Kata kepala sekolah, jangan ke mana-mana dulu. Besok orangtua akan panggil,” kata Santi.
Setelah bertemu dengan para orangtua murid yang diduga menganiaya anaknya, Kepala Sekolah berjanji akan mencari kebenaran terkait dengan peristiwa tersebut.
Kepala Seksi (Kasi) Pembina SD Dinas Pendidikan, Kota Binjai Irwansyah saat dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui kejadian ini. Namun, pihaknya belum dapat menjelaskan secara detail, siapa yang benar atau salah terkait kematian MIA.(ArD)