Ketua Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H), Agus Butar Butar, menilai anggota dewan lebih peka terhadap pesta daripada kebutuhan rakyat.
“Anggaran Rp500 juta hanya untuk pesta kembang api sangat disayangkan. Seharusnya uang itu bisa untuk bantuan sosial bagi warga miskin atau modal tambahan pedagang,” ujar Agus, Jumat (12/9/25).
Menurut Agus, jika pesta tetap diadakan, anggarannya harus dikurangi drastis. Ia juga mengingatkan agar Pemko Pematangsiantar memprioritaskan kebutuhan rakyat, bukan keinginan oknum tertentu, serta mematuhi arahan pemerintah pusat terkait efisiensi anggaran.
Menanggapi kritik ini, Sekretaris Daerah Kota Pematangsiantar, Junaedi Sitanggang, mengatakan usulan tersebut masih dalam tahap pembahasan.
“Kalau memang ada dampak positif bagi ekonomi masyarakat, tentu kita kaji. Tapi kalau tidak ada, untuk apa? Buang-buang uang,” jelas Junaedi.
Sebagai alternatif, Junaedi menawarkan solusi tanpa membebani APBD. “Tanpa anggaran Pemko pun bisa dibuat pesta kembang api. Panggil pihak ketiga, cari sponsor,” pungkasnya.
Usulan anggaran ini muncul di tengah desakan Forum Masyarakat Sipil yang meminta penghentian pembangunan gedung DPRD dan pengalihan dananya untuk perbaikan infrastruktur dan renovasi Pasar Horas.(ArD*)