Jurnalismewarga.id – PARAPAT | Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan didampingi Wakil Bupati H Zonny Waldi dan Ketua TP PKK Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga membuka secara resmi pelaksanaan Rembuk Stunting Kabupaten Simalungun tahun 2022 yang ditandai dengan pemukulan gong, di Aula Niagara Hotel Parapat, Kecamatan Girsang Simpangan Bolon Kabupaten Simalungun, Sumut, Senin 30/5/2022.
Dalam bimbingan dan arahannya, Bupati Simalungun menyampaikan bahwa para Pangulu Nagori (kepala desa) merupakan garda terdepan mengatasi stunting, karena faham dengan kondisi daerah masing-masing.
Bupati berharap melalui dinas terkait untuk bekerja sama dalam menangani stunting, minimal warga itu tercukupi kebutuhan vitaminnya yang bersumber dari lingkungannya yang bisa ditanami dengan tanaman yang bermanfaat dan menyehatkan serta dapat dipelihara sendiri.
“Ada program, konsep dan eksekusi, jadi apa yang kita rapatkan dapat berjalan dengan baik, dan bukan sekedar di rapatkan saja,”sebut Bupati.
Menurut Bupati, ada dua hal yang menjadi persoalan stunting, yang pertama rasa peduli orang tua dalam memberikan Gizi pada anak-anak dan yang kedua pengetahuan masyarakat dalam memahami nilai gizi yang akan diberikan kepada anak.
“Hal ini juga berbanding lurus dengan pendidikan anak kita, jika hari ini banyak anak sekolah Dasar SD sudah kelas 6 tidak tau baca, tulis dan hitung, ini juga akibat kurang gizi anak kita, disamping itu juga mungkin karena produk covid yang melanda kita,”kata Bupati
Selanjutnya Bupati mengajak kepada peserta rembuk stunting untuk Bersama-sama terjun langsung menangani stunting di Kabupaten Simalungun.
“Mari kita bersama, langsung terjun bersama dalam menangani ini (stunting), bagaimana kita bekerja sama dalam mengatasi stunting ini,”tandas Bupati.
Dalam kesempatan tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Simalungun, Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga menyampaikan bahwa stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis di dalam keluarga.
Dalam mengatasi masalah stunting, menurut Ratnawati tidak cukup hanya bicara soal stunting, akan tetapi harus dilakukan pertemuan langsung kepada masyarakat. “Kita harus memberi penanganan serius dalam persoalan ini (stunting),”pungkasnya
Kemudian Ratnawati menyampaikan, pemerintah juga harus memberi pemahaman kepada para orang tua khususnya ibu rumah tangga dalam memanajemen rumah tangga nya dengan baik. “Kita beri pelatihan dan bantuan seperti bibit tanaman sayur, ikan dan juga ternak yang bisa di manfaatkan untuk keluarga nya,”kata Ratnawati
Kepada para Camat, Pangulu dan perangkatnya, Puskesmas diharapkan agar serius dalam menangani stunting di wilayah masing-masing.
“Temui masyarakat dan berikan pemahaman yang baik, sampaikan dengan bahasa yang mudah difahami oleh masyarakat dengan santun tentang stunting ini, walaupun jauh dari tempat kita bekerja,” ucap Ratnawati.
Sebelumnya, Plt Kadis Pengendalian Penduduk dan Kelurga Berencana (PPKB) Kabupaten Simalungun Gimrood Sinaga melaporkan bahwa Rembuk Stunting diikuti sekitar 400 orang peserta yang terdiri berasal dari Nagori (desa), Kecamatan dan sejumlah perwakilan OPD di lingkungan Pemkab Simalungun.
Sebagai narasumber dalam kegiatan rembuk stunting tersebut dari External akademisi Prof. Albiner Siagian.
Gimrood mengatakan bahwa Rembuk stunting ini adalah Penggalang komitmen pencegahan dan penanganan stunting di kabupaten Simalungun.
Dalam kegiatan rembuk stunting tersebut juga dilakukan penandatangan Komitmen Bersama Untuk Melaksanakan Pencegahan dan Penanganan Stunting di kabupaten Simalungun.
Rembuk stunting tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Bupati bidang Ekbang Debora DPI Hutasoit, sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Simalungun, Prof Albiner Siagian sebagai Narasumber dan para camat serta Pangulu se-Kabupaten Simalungun.(rel)