Jurnalismewarga.id – Simalungun |
Tanaman cabai adalah salah satu tanaman vaforit masyarakat petani. Tanaman ini sangat menjanjikan, namun juga sekaligus sering membuat petani menjadi pusing karena fluktuatif harga yang tidak menentu dan tingginya biaya budidaya. Saat ini banyak petani yang berkeluh kesah tentang sulitnya melakukan budidaya tanaman pangan ini. Salah satu yang membuat keluh kesah ini adalah mahalnya harga pupuk. Selain mahalnya harga pupuk, juga seringnya terjadi kelangkaan pupuk di pasaran.
Menyikapi masalah ini, seorang petani di Sondi Raya yang juga sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya mencoba melakukan terobosan menembus kesulitan itu. Yakni dengan melakukan penelitian terhadap sifat tanaman cabai rawit. “Menemukan sifat dan kebutuhan riil tanaman cabai rawit dapat menemukan jalan keluar bagi terciptanya efisiensi berbagai faktor dalam melakukan pertanaman cabai rawit” Kata Jan D Wilson Sinaga ketika disambangi jurnalisme warga.id di kediamannya hari Senin 18 September 2023.
“Berdasar pada temuan sifat dan kebutuhan tepat pada tanaman cabai rawit, maka terciptalah inovasi bertanam cabai rawit dengan biaya yang sangat rendah. Kita hanya membutuhkan biaya sebesar 700 sampai 800 ribu rupiah saja untuk mengurus tanaman cabai rawit sejumlah 1000 batang sejak tanam hingga panen perdana. Bandingkan dengan tehnik bertanam cabai rawit dengan cara yang umum, yang berdasarkan rekomendasi dari salah satu perusahaan pestisida untuk menanam cabai (rawit) sejumlah 1000 batang membutuhkan biaya lebih kurang 6 juta rupiah “. Katanya.
Inovasi bertanam cabai rawit ini diberi nama Tehnik PADEAR yaitu singkatan dari Pertanian Dengan Anggaran Rendah. Menurut Jan D Wilson Sinaga, tehnik inovasi ini sudah diujicobakan berkali-kali dalam waktu 3 tahun belakangan ini, dan sukses. Saat ini Jan D Wilson sedang melakukan kegiatan melatih masyarakat petani pemodal kecil yang tergabung dalam kelompok tani. Dan Jan D Wilson Sinaga berharap pemerintah kabupaten Simalungun melalui Dinas DPMPN atau Dinas Pertanian dapat mensosialisasikan Tehnik PADEAR ini ke tengah tengah masyarakat petani.(*)