Jurnalisewarga.id – SILOU KAHEAN | Dua orang karyawati Permodalan Nasional Madani(PNM) Mekar unit Bangun Purba dirampok oleh tiga pria yang tak dikenal di Nagori Doloksaribu Bangun kecamatan Silou Kahean, Rabu (12/7) sekitar pukul 19.45 WIB. Uang tunai sebanyak 36 juta rupiah, 3 buah ponsel android dan surat surat penting dibawa kabur oleh pelaku.
Korban Wan Fitri Wahyuningsih Barus(22) warga Dusun 4, Desa Kotasan, Kecamatan Galanv, Kabupaten Serdang Bedagai dan Suryani Sinaga (20) warga Tanjung Morawa, Deli Serdang menjelaskan pada saat kejadian kedua korban dengan mengendarai sepeda motor hendak pulang setelah mengutip angsuran dari Nagori Dolok Saribu Bangun. Di TKP, tempat yang sepi kendaraan mereka dihentikan oleh 3 pelaku.
“Pelaku menyuruh kami berhenti sembari menarik tanganku. Bukannya berhenti kami langsung tancap gas mencari pertolongan, namun naas sepeda motor kami tergelincir dan kami terjatuh” tutur Wan Fitri.
Melihat kedua korban terjatuh ketiga pelaku mendatangi korban dan mengancam mereka dengan sebilah pisau.
“Saat kami jatuh mereka mendatangi kami dan mengancam dengan sebilah pisau. Pelaku langsung mengambil tas yang berisi uang cash 36 juta, 3 buah hp merek Samsung, 1 buah hp merek Realme, samsung a12, ATM dan surat surat penting” lanjutnya.
Setelah kejadian korban langsung melapor ke Polsek Silou Kahean.
Mendapat laporan dari korban, Kapolsek Silou Kahean bersama personil polsek bekerja sama dengan Jatanras dari sat reskrim Polres Simalungun melakukan penyelidikan dan
turun ke lokasi kejadian hari Kamis (13/7)
Kapolsek Silou kahean AKP Jahoras Sinaga mengatakan masih melakukan penyelelidikan di tempat kejadian perkara.
” sedang olah TKP” katanya
Sementara Wan Taufik Barus (52) orang tua korban Wan Fitri Wahyuningsih berharap kepada aparat kepolisian agar secepatnya mengungkap kasus ini.
“semoga pihak kepolisian dapat menangkap pelaku,” ujar nya.
Dalam olah TKP terlihat ikut disaksikan anggota DPRD Simalungun Saida Purba, pangulu Nagori Dolok saribu bangun Jon neri saragih, pangulu Dolok marawa Arifin Saragih dan beberapa warga.(ArD)